Jumat, 12 Oktober 2012

Avatamsaka sutra


Avatamsaka sutra

Pada saat itu, Bodhisattva Mahasattva Samanthabadra setelah memuji pahala serta kebajikan Tathagata yang demikian besar dan banyak, bersabda kepada para Bodhisattva serta seorang pemuda suci (Kumara ) bernama Sudhana :
“ Putra yang berbudi, ketahuilah, jasa-jasa yang dimiliki para Tathagata sungguh banyak sekali. Apabila semua Buddha di sepuluh penjuru menceritakannya terus menerus selama kalpa yang tak terhitung bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang tanpa berhenti, pahala dan kebajikan itupun tak dapat diungkapkan seluruhnya. Bagi mereka yang ingin menyempurnakan jalan menuju pahala dan kebajikan tersebut haruslah berlatih dengan tekun dalam 10 pelaksanaan prilaku dan ikrar (Samanthabadra) yang luas dan besar.
"Apakah yang disebut 10 perilaku dan ikrar itu?
1. Memuja dan menghormati semua Buddha;
2. Memuji pahala dan kebajikan para Tahagata;
3. Memberikan persembahan kepada para Tathagata;
4. Menyesalkan sedalam-dalamnya atas segala kesalahan dan dosa yang menyebabkan rintangan karma dan bertobat;
5. Mengikuti dan bergembira atas segala pahala dan kebajikan; (apapun yang dilakukan mahluk hidup)
6. Memohon para Buddha memutar Roda-Dharma;
7. Memohon para Buddha berdiam di dunia (guna menyelamatkan mahluk hidup);
8. Selalu menuntut ajaran Buddha dengan tekun;
9. Selalu menyesuaikan diri dan mengabi kepada mahluk hidup;
10. Menyalurkan semua jasa (dari pahal kebajikan) yang diperoleh segala mahluk.
Inilah yang disebut Dasa Samanthabadra Carya Pranidhanam atau 10 Pelaksanaan
Cita-cita Bhadra yang senantiasa dipraktekkan oleh para Ariya, para Bodhisattva;.

Setelah mendengar uraian Bodhisattva Samanthabadra, pemuda Sudhana bertanya: “Maha Ariya terhormat , apakah yang dimaksud dengan “memuja dan menghormati semua Buddha … sampai menyalurkan semua jasa yang diperoleh kepada segala makhluk’?”.

IKRAR PERTAMA
MEMUJA DAN MENGHORMATI SEMUA BUDDHA

Bodhisattva Samanthabadra bersabda kepada pemuda Sudhana : “Putra yang berbudi, ‘memuja dan menghormati semua Buddha’ itu dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha, Tathagata, adalah sebanyak titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir dari alam Dharma dan ruang angkasa. Disebabkan oleh kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra, aku mempunyai keyakinan dan pengertian yang mendalam terhadap mereka, seolah-olah mereka berada di hadapan mataku. Dengan karma tubuh, ucapan, dan pikiran yang murni aku senantiasa memuja dan menghormati mereka. Di setiap dan masing-masing tempat dimana terdapat Buddha, aku mewujudkaan tubuh yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Setiap dan masing-masing tubuh di mana-mana memuja dan menghormati Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah buddha yang tak terbilang”.

Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, pemujaan dan penghormatanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam ruang angkasa itu tidak pernah berakhir, maka pemujaan dan penghormatanku juga tidak pernah berakhir. Demikian juga, bilamana alam makhluk hidup, karma makhluk hidup, dan penderitaan (klesa) makhluk hidup telah berakhir, pemujaan dan penghormatanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam makhluk hidup, karma makhluk hidup, dan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, maka pemujaan dan penghormatan ku tidak akan berakhir. Hal ini kulakukan terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.

IKRAR KEDUA
MEMUJI PARA TATHAGATA

Selain itu, putra yang berbudi, ‘ memuji para tathagata’ dapat dijelaskan sebagai berikut: Di dalam setiap titik debu di seluruh tanah di 10 pemjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di semua dunia. mAsing-masing dari Buddha ini dikelilingi oleh lautan persamuan Bodhisattva”.

“Dengan pengertianku yang dalam dan luas, aku mengetahui dan, melihat mereka semua. Masing-masing tubuhku menjulurkan lidah yang mengeluarkan kefasihan sempurna melebihi kefasihan bicara dari Sarasvati , dewi kefasihan. Masing-masing lidah mengeluarkan lautan suara yang tidak pernah berakhir. Masing-masing suara memancarkan suatu lautan dari semua kata-kata yang memuji dan mengagungkan lautan segala pahala dan kebajikan para Tathagata. Pujian ini berlangsung terus menerus tanpa berhenti sampai mencapai tepian masa depan. Merambah ke Alam Dharma, suara ini berkumandang dimana-mana”.

“Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, bilamana alam makhluk hidup telah berakhir, bilamana karma makhluk hidup telah berakhir dan bilamana penderitaan makhluk hidup telah berakhir, pada saat itu pujianku akan berakhir. Akan tetapi karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup, adalah tidak pernah berakhir, demikian juga pujianku tidak pernah berakhir. Pujian itu berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiran-ku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.

IKRAR KETIGA
MEMBERIKAN PERSEMBAHAN KEPADA PARA TATHAGATA

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘memberikan persembahan kepada para ‘Tathagata’ dapat dijelaskan sebagai berikut : dalam setiap titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir dari Alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu halus di semua dunia. Masing- masing Buddha dikelilingi oleh berbagai lautan persamuan Bodhisattva. Dengan kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra, aku dapat mempercayai dan mengertinya secara mendalam. Aku dapat mengetahui dan melihat mereka semuanya. Kepada masing-masing aku mempersembahkan pemberian yang termulia dan terbagus. Pemberian ini berupa : awan bunga, awan karangan bunga, awan musik surgawi, awan canopy surgawi, awan baju surgawi, segala jenis dupa surgawi, balsam surgawi, dupa bakar, dupa bubuk, dan awan pemberian lainnya seperti ini; masing-masing awan adalah sebesar gunung Semeru, raja segala gunung”.

“Aku memasang segala jenis lampu: lampu mentega, lampu minyak dan lampu dari berbagai minyak wangi. Sumbu dari masing-masing lampu adalah setinggi gunung Semeru; sisi minyak di dalam masing-masing lampu adalah sebanyak isi air di dalam samudra. Dengan segala macam pemberian seperti ini, aku selalu memberikan persembahan”.

Putra yang berbudi, dari segala persembahan, pemberian Dharma adalah yang tertinggi. Hal ini bisa berupa persembahan dengan melatih diri sesuai ajaran (Dharma); persembahan dengan memberi manfaat pada semua makhluk hidup; persembahan mewakili semua makhluk hidup menanggung penderitaan mereka; persembahan mengumpulkan segala akar kebajikan dengan tekun; persembahan tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan Bodhisattva dan persembahan tidak mengingkari pikiran Bodhi”.

“Putra yang berbudi, pahala dan kebajikan yang tak terukur dari memberikan persembahan-persembahan materiil berwujud ini, bila dibandingkan sdengan pahala dan kebajikan dari seberkas pikiran persembahan Dharma, tidak bisa menyamai 1/100 bagian, 1/1000 bagian, 1/100.000 nayuta, seper satu upanishad, atau pun seper satu bagian yang bisa disebutkan untuk perbandingan. Mengapa begitu ? Karena semua Tathagata menghormati Dharma. Melatih diri sesuai dengan ajaran melahirkan semua Buddha. Jika semua Bodhisattva memberikan persembahan Dharma, mereka menyempurnakan permberian persembahan kepada semua Tathagata. Melatih diri dengan cara ini adalah persembahan yang sejati, suatu persembahan yang luas, besar dan tertinggi”.

Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, bilamana alam makhluk hidup telah berakhir, bilamana karma makhluk hidup telah berakhir dan bilamana penderitaan makhluk hidup telah berakhir, pada saat itu pemberian persembahanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, demikian juga pemberian persembahanku tidak pernah berakhir. Setiao saat tanpa berhenti, tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan melakukan perbuatan-perbuatan ini”.

IKRAR KEEMPAT
MENYESAL ATAS RINTANGAN KARMA DAN BERTOBAT

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘menyesal atas rintangan karma dan bertobat’ dapat dijelaskan sebagai berikut: Sang Bodhisattva merenungkan, semenjak kalpa yang tak berawal di masa lalu, aku telah menciptakan segala karma buruk yang tak terhingga banyaknya melalui badan,mulut, dan pikiranku, yang disebabkan oleh keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan. Jika karma buruk ini mempunyai isi dan wujud, semua ruang angkasa tidak dapat memuatnya. Aku sekarang memurnikan ke-3 karma ini sama sekali, dan dihadapan persamuan semua Buddha dan Bodhisattva, di seluruh Alam Dharma di tanah yang banyaknya bagaikan titik debu, dengan sungguh-sungguh aku menyesal dan bertobat atas kesalahanku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan selalu berdiam di dalam segala pahala dan kebajikan dari mempertahankan sila murni”.

Demikianlah, bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, maka penyesalan dan tobatku akan berakhir. Akan tetapi karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, demikian juga penyesalan dan tobatku tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatanb ini”.


IKRAR KELIMA
MENGIKUTI DAN BERGEMBIRA
DI DALAM PAHALA DAN KEBAJIKAN

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘mengikuti dan bergembira di dalam pahala dan kebajikan’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha, Tathagata, yang banyaknya bagaikan debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu diseluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa, semenjak mereka pertama kali menumbuhkan tekat untuk mencari kebijaksanaan tertinggi (Bodhicitta), telah berlatih mengumpulkan pahala dengan tekun tanpa mengindahkan tubuh dan nyawa mereka. Mereka melakukannya sepanjang kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dalam tanah Buddha yang tak terhitung”.

“Dengan cara ini mereka berlatih segala praktek pengingkaran diri yang sulit menyempurnakan pintu berbagai paramita. Mereka memasuki dan berhasil menyelesaikan setiap tahapan bhumi kebijaksanaan Budhisattva dan menenangkan Bodhi tak terlampaui dari semua Buddha. Pada saat Parinirvana mereka, sharira-Nya dibagi dan disebar-luaskan. Aku sepenuhnya mengikuti dan bergembira atas segala akar kebajikan mereka”.
Di samping itu terhadap segala jenis makhluk hidup yang berbeda di dalam keenam alam dan keempat jenis kelahiran di dalam setiap dunia di 10 penjuru, aku juga mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan mereka, sekalipun hanya sekecil titik debu. Aku sepenuhnya mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan semua Sravaka, Paccekhabuddha, mereka ‘yang masih belajar’dan mereka ‘yang sudah tidak perlu belajar’ di 10 penjuru dan 3 masa waktu. Aku mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan yang luas dan besar dari semua Bodhisattva, yang di dalam pencarian Anuttara-Samyak-Sambodhi, berlatih dengan praktek pengingkaran diri yang sulit dan tak terhitung banyaknya.

Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, ‘mengikuti dan bergembiraku’ adalah tidak berakhir. Hal itu berlangsung setiap saat tanpa berhenti, tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.


IKRAR KEENAM
MEMINTA PEMUTARAN RODA DHARMA

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘ meminbta pemutaran Roda Dharma’ dapat dijelaskan sebagai berikut : di dalam setiap dan masing-masing titik debu di tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, di seluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat tanah Buddha yang luas dan besar, yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Di setiap dan masing-masing tanah, setiap saat terdapat Buddha yang sedang mencapai penerangan sempurna dan setara, jumlahnya sebanyak titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Juga terdapat Bodhisattva yang banyaknya bagaikan lautan mengelilingi setiap Buddha. Dengan menggunakan segala cara bijaksana dari tubuh, mulut dan pikiran, aku dengan sungguh-sungguh dan tekun akan selalu meminta mereka memutar Roda Dharma yang sangat bermanfaat”.

Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, permintaanku agar semua Buddha memutar Roda Dharma yang benar/ tepat adalah tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.

IKRAR KETUJUH
MEMINTA PARA BUDDHA BERDIAM DI DUNIA

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘meminta para Buddha berdiam di dunia’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha,Tathagatha, adalah sebanyak titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu yang mencakup seluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa. Sewaktu mereka akan memasuki Parinirvana, bersama para Bodhisattva, para Sravaka, para Pacekkabuddha, mereka ‘yang sedang belajar dan ‘yang sudah tidak perlu belajar’ termasuk semua teman bijaksana (Mitra Kalyana) aku meminta mereka semua agar tidak memasuki Nirvana. Aku meminta agar mereka selalu berdiam di dunia selama kalpa yang lamanya bagaikan titik debu di semua tanah Buddha, guna memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada semua makhluk hidup”.

“Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir, permintaanku tidak poernah berakhir. Hal ini berlangsung terus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.


IKRAR KEDELAPAN
SELALU MENUNTUT AJARAN BUDDHA

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘ selalu menuntut ajaran Buddha’ dapat dijelaskan sebagai berikut : aku akan seperti Tathagatha Vairochana dari dunia Saha ini, yang sejak pertama menetapkan pikirannya (untuk mencari Bodhi), tidak pernah meninggalkan ketekunan (Virya). Beliau mengorbankan tubuh dan nyawa yang tak terhitung banyaknya. Beliau mengupas kulitnya untuk dijadikan kertas, membelah tulangnya untuk dijadikan alat tulis, meneteskan darah untuk dijadikan tinta, dan menuliskan sutra yang ditumpuk setinggi gunung semeru”.

“Karena menghargai Dharma, beliau sama sekali tidak menyanyangi tubuh dan nyawanya sendiri. Apalagi yang namanya tahta kerajaan, kota besar, kota kecil, istana, taman ataupun benda material lainnya. Beliau mengerahkan usaha untuk berlatih berbagai praktek pengingkaran diri yang susah dan berat”.

“Beliau mencapai penerangan sempurna di bawah pohon, memanifestasikan berbagai spiritual, menciptakan berbagai transformasi, mewujudkan berbagai tubuh Buddha dan berdiam di dalam berbagai persamuan yang berbeda. Beliau berdiam di tengah persamuan Bodhimandala para Bodhisattva Agung , persamuan Pacekkabuddha. Beliau bediam di tengah persamuan Bodhimandala Raja Pemutar Dharma dan rombongan raja kecil lainya. Beliau berdiam ditengah Bodhimandala kaum Ksatria, Kaum Brahmana, sesepuh dan umat awam, sampai dengan persamuan para dewa, naga dan ke – 8 kelompok makhluk spiritual lainnya, dan manusia maupun non manusia. Sewaktu berdiam di tengah persamuan yang berbeda-beda ini, dengan suara yang mantap dan sempurna bagaikan bunyi guntur, beliau membimbing semua makhluk hidup menuju kesempurnaan sesuai dengan kecenderungan dan keinginan mereka sampai dengan saat Beliau memanisfestasikan Nirvana”.

“Dalam segala cara seperti ini aku akan belajar dari Hyang Buddha, dan sebagaimana dengan Buddha Vairochana di dunia yang sekarang ini, demikian juga dengan semua Tathagata di dalam setiap titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, di seluruh alam Alam Dharma dan alam ruang angkasa. Di dalam setiap saat aku belajar dari mereka semua”.

Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, keinginan belajarku pada mereka tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikirianku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.

IKRAR KESEMBILAN
SENANTIASA MENYESUAIKAN DIRI DENGAN MAKHLUK HIDUP

“Selain itu, putra yang berbudi , ‘ senantiasa menyesuaiakan diri dengan segala makhluk hidup’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Di seluruh lautan dunia (Khsetra) di 10 penjuru yang mencakup alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat bergai jenis makhluk hidup yaitu berupa : yang terlahir dari telur, yang terlahir dari rahim, yang terlahir dari cairan dan yangterlahir dari transformasi, demikian juga yang hidup yang tergantung pada tanah, air, api, dan udara untuk kelangsungan hidupnya, ada makhluk yang hidup di udara serta ada yang terlahir dan hidup di dalam tanaman dan pohon. Ini termasuk segala jenis dan turunannya dengan tubuh, bentuk, penampilan, umur, keluarga, nama dan sifat yang berbeda. Ini termasuk berbagai jenis pengetahuan dan pandangan, keinginan dan makanan mereka yang berbeda. Ini termasuk makhkluk yang berdiam di desa, kota kecil, kota besar , dan istana yang berbeda, juga para dewa, naga dan ke-8 kelompok makhluk spiritual lainnya, baik manusia maupun bukan. Juga terdapat makhluk tak berkaki, berkaki 2 berkaki 4 dan berkaki banyak, berwujud maupun tidak berwujud, berpikiran maupun tidak berpikiran, yang tidak seliruhnya mempunyai pikiran dan yang tidak berpikiran”.

“Aku akan menyesuaikan diri dan menjaga semua dari berbagai jenis makhluk ini dengan memberikan segala macam pelayanan dan persembahan kepada mereka. Aku akan memperlakukan mereka dengan penghormatan yang sama seperti yang ku tunjukkan kepada orang tua sendiri, guru, tetua, arahat, dan bahkan terhadap Sang Tathagatha. Aku akan melayani mereka semua dengan sama tanpa perbedaan. Aku akan menjadi dokter bagi mereka yang sakit dan menderita, aku akan membimbing mereka yang tersesat kejalan yang benar. Aku akan menjadi cahaya yang terang bagi mereka yang berada di kegelapan malam, serta membuat orang miskin dan melarat menemukan harta karun. Demikianlah seorang Bodhisattva memberikan manfaat yang seimbang kepada semua makhluk hidup”.

Mengapa begitu ? jika seorang Bodhisattva menyesuaikan diri dengan makhluk hidup, maka dia menyesuaikan diri dan memberikan persembahan kepada semua Buddha. Jika dia bisa menghormati / mengunjungi dan melayani makhluk, maka dia menjunjung dan melayani Tathagatha. Jika dia membuat makhluk hidup berbahagia dia membuat semua Tathagatha berbahagia. Mengapa begitu ? Karena semua Buddha, Tathagata, mengambil pikiran welas asih yang besar (Maha Karuna) sebagai hakikinya (sifat dasar), demi segala makhluk hiduplah mereka menumbuhkan pikiran welas asih yang besar. Dari welas asih yang besar ini pikiran Bodhi (Bodhi Citta) terlahir; dan disebabkan Bodhicitta, mereka mencapai penerangan sempurna dan setara”.

“Bagaikan sebatang raja pohon besar yang tumbuh di karang dan pasir gersang, bila akarnya mendapat air, cabang, daun bunga dan buahnya akan mekar. Raja pohon Bodhi yang tumbuh di belantara kelahiran dan kematian adalah juga demikian. Semua makhluk hidup adalah juga akarnya, semua Buddha dan Bodhisattva adalah bunga dan buahnya. Dengan memberi manfaat kepada semua makhluk hidup melalui siraman air welas asih yang besar, seseorang dapat memperoleh bunga dan buah kebijaksanaan oleh Buddha dan Budhisattva”.

“Mengapa begitu ? Jika semua Bodhisattva memberi manfaat kepada makhluk hidup dengan siraman air welas asih besar, mereka dapat mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Oleh sebab itu, Bodhi berada pada makhluk hidup. Tanpa makhluk hidup tidak ada Bodhisattva yang dapat menyempurnakan penerangan sempurna”.

“Putra yang berbudi, engkau harus mengerti prinsip ini dengan begini : Bila pikiran itu tidak memihak / seimbang terhadap semua makhluk hidaup, seseorang dapat mencapai welas asih yang besar dan sempurna. Dengan menggunakan hati yang welas asih untuk menyesuaikan diri dengan makhluk hidup, seseorang menyempurnakan pemberian persembahan kepada para Tathagatha. Dengan caa demikianlah Seharusnya Sang Bodhisattva selalu menyesuaikan diri dengan makhluk hidup”.

“Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, aku akan tetap menyesuaikan diri selamanya tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiran ku tidak pernah merasa letih dan bosan melakukan perbuatan-perbuatnan ini”.
IKRAR KESEPULUH
MELIMPAHKAN SEGALA PAHALA DAN
KEBAJIKAN SECARA MENYELURUH

“Selain itu, putra yang berbudi, ‘melimpahkan segala pahala dan kebajikan secara menyeluruh’ dapat dijelaskan sebagai berikut : segala pahala dan kebajikan yang berasal dari ikrar pertama: memuja dan menghormati … sampai dengan ikrar yang kesembilan: senantiasa menyesuaikan diri, aku melimpahkannya secara menyeluruh kepada semua makhluk hidup hidup yang terdapat di seluruh Alam Dharma dan sampai dengan tepian ruang angkasa. Aku berikrar agar semua makhluk hidup selalu menikmati ketentraman dan kebahagiaan, tanpa penyakit dan penderitaan.
Aku berikrar agar tak seorang pun akan berhasil dalam berbuat kejahatan apa pun, agar semuanya segera menyempurnakan latihan karma baik. Aku berikrar untuk menutup semua pintu menuju kelahiran di alam rendah dan membukakan jalan menuju manusia, dewa dan Nirvana. Aku akan mewakili para makhluk menanggung segala buah penderitaan yang sangat berat, yang diakibatkan oleh karma perbuatan jahat mereka. Aku akan membebaskan semua makhluk ini dan selanjutnya membimbing mereka untuk mencapai Bodhi tak terlampaui.
Demikianlah seharusnya Sang Bodhisattva melatih pelimpahan dengan cara ini”.

“Sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, aku akan tetap melimpahkan segala pahala dan kebajikan tanpa berakhir, tanpa berhenti, setiap saat, mulut dan pikiranku tidak pernah bosan melakukan perbuatan-perbuatan ini”.


PAHALA DARIPADA IKRAR-IKRAR INI

“Putra yang berbudi, inilah ke – 10 ikrar pertama dari Bodhisattva Mahasattva secara keseluruhan. Jika semua Bodhisattva dapat mengikuti dan menjalani ke – 10 ikrar utama tersebut, maka mereka akan bisa membimbing semua makhluk hidup menuju kesempurnaan. Mereka akan bisa menyempurnakan perilaku dan ikrar Samanthabadra. Oleh karenaitu, putra yang berbudi, engkau harus benar-benar memahami maknanya”.

“Jika seorang putra atau putri berbudi memenuhi dunia-dunia yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang di 10 penjuru dengan 7 permata yang sangat indah dan berharga dan jika mereka juga memberikan semua ketentraman dan kebahagiaan utama yang dinikmati oleh para dewa dan manusia kepada setiap makhluk di dunia-dunia tersebut; dan jika mereka mempersembahkan pemberian seperti ini kepada semua Buddha dan Bodhisattva di dunia-dunia tersebut, terus menerus tanpa berhenti selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha tersebut, mereka akan memperoleh banyak pahala dan kebajikan”.

“Tetapi pahala dan kebajikan yang diperoleh dari pemberian ini bila dibandingkan dengan pahala dan kebajikan dari orang yang mendengarkan raja ikrar ini baik sekejabpun,tidak bisa menyamai 1/100 bagian, 1/1000 bagian atau nbahkan 1/upanishad sekalipun”.
“Di samping itu, jika seseorang menerima dan mempertahankan ikrar besar ini dengan keyakinan yang dalam, membaca dan mengucapkannya, ataupun menuliskan 4 baris Gatha saja, dia bisa secepatnya menghapuskan karma ke-5 dosa tak terampun. Segala penyakit duniawi yang menghinggapi tubuh dan pikiran ,maupun berbagai penderitaan berat akan terhapus, termasuk karma buruk yang banyaknya setara dengan titik debu di tanah Buddha.

“Segala pasukan iblis, yaksa, raksasa, kumbhada, pishacha, bhuta dan sebagianya, serta segala hantu dan iblis jahat yang meminum darah dan memakan daging tidak berani mendekati orang ini. Atau tidak lama kemudian mereka akan memutuskan untuk mendekati atau melindungi orang ini. Oleh sebabitu, jika dia mengucapkan ikrar ini dengan nyaring, dia akan bergerak dengan bebas di seluruh dunia tanpa rintangan, bagaikan bulan yang muncul melalui awan. Semua Buddha dan Bodhisattva akan memujinya, manusia dan dewa harus memberi hormat kepadanya, dan semua makhluk harus memberikan persembahan kepadanya. Orang bajik ini akan terlahir dengan mudah sebagai manusia dan akan menyempurnakan semua pahala dan kebajikan Samanthabadra. Tidak lama kemudian, dia akan menyerupai Samanthabadra sendiri, memperoleh tubuh fisik yang indah dan halus serta dilengkapi dengan 32 ciri manusia agung. Jika dia terlahir di antara manusia dan dewa dia akan tinggal dalam keluarga mulia (superior). Dia akan terhindar dari nasib buruk dan menjahui teman buruk. Mampu mengalahkan kaum externalist (penganut aliran lain), dia akan terbebas sama sekali dari segala penderitaan (klesa), bagaikan raja singa yang bisa menundukkan semua binatang liar. Orang ini akan pantas menerima persembahan dari segala makhluk hidup”.

“Di samping itu, jika seseorang berada di ambang kematian, pada saat terakhir dari kehidupannya, sewaktu semua daya kemampuannya sudah melemah dan dia harus meninggalkan semua keluarganya, sewaktu semua kekuatan dan wibawa yang pernah dimilikinya menghilang dan tidak ada yang tersisa, semua pengikut dan bawahan termasuk: perdana mentri, pejabat tinggi, lingkungan dalam istana dan kota-kota indah, gajah, kuda, kereta, dan harta kekayaan batu permatanya tidak dapat menyertainya, hanyalah raja ikrar ini saja yang akan menyertainya. Dalam setiap saat raja ikrar ini akan membimbing menuju jalan kebahagiaan, dan dalam sekejab mata dia akan terlahir di tanah suci Sukhavati. Sesampainya di situ, dia akan melihat Buddha Amitabha, Bodhisattva, Manjusri, Bodhisattva, Samanthabadra, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva Maitreya, dan lainnya. Penampilan dari para Bodhisattva ini sangat indah dan dihiasi dengan berbagai pahala dan kebajikannya yang sempurna. Bersama-sama pengikut-Nya mereka akan berjalan mengitari dia”.

“Orang ini akan melihat dirinya terakhir dari sekuntum bunga teratai dan menerima ramalan (pencapaian penerangan sepurnanya ) dari Hyang Buddha. Kemudian dia akan melewati berjuta-juta nayuta kalpa, dan dengan kekuatan kebijaksanaannya dia akan menyesuaikan diri dengan kecenderungan dan keinginan makhluk hidup untuk memberikan manfaat kepada mereka dimana-mana di seluruh dunia yang tak terbilang di 10 penjuru. Tidak lama kemudian ia akan duduk di dalam suatu Bodhimandala, menaklukkan pasukan iblis mencapai penerangan sempurna dan setara, dan memutar Roda Dharma yang indah. Dia akan membuat makhluk hidup di dunia yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha untuk membangkitkan pikiran Bodhi. Sesuai dengan sifat dasar (bakat dan pembawaan) mereka, dia akan mengajari, mengubah dan membimbing mereka menuju kesempurnaan. Sampai dengan akhir lautan kalpa di masa yang akan datang dia akan memberikan manfaat yang besar kepada semua makhluk”.

“Putra yang berbudi, pahala dan kebajikan yang diperoleh makhluk hidup yang mendengarkan dan mempercayaai raja ikrar agung ini, yang menerima, mempertahankan, membaca, dan mengucapkannya, serta yang menerangkannya secara luas kepada yang lain, hanya bisa diketahui oleh Buddha, Hyang Tathagatha sendiri. Oleh sebab itu kalian yang mendengarkan raja ikrar ini tidak boleh meragukannya. Terimalah dengan penghormatan; sesudah menerimanya, engkau harus bisa mengucapkannya dengan nyaring, sesudah mengucapkannya dengan nyaring, engkau harus mempertahankannya, sampai dengan taraf menuliskan dan menerangkannya secara luas kepada yang lain. Maka, dalam sekejab mata, perilaku dan ikrarnya akan terpenuhi”.


Pada saat itu, Bodhisattva Mahasattva Samanthabadra , untuk menyatakan kembali maksudnya, merenung ke segala arah di 10 penjuru dan mengucapkan Gatha ini”.

yavata keci dasad-disi loke
sarva-triyadhva-gata nara-simha
tan ahu vandami sarvi asesam
kayatu vaca manena prasannah

Di hadapan para Nara-simha di seluruh dunia di 10 penjuru,
di masa lalu, sekarang dan yang akan datang,
dengan tubuh, mulut dan pikiran yang murni sekali,
aku memberi hormat kepada mereka semua tanpa kecuali.

ksetra-rajopama-kaya-pramanaih
sarva-jinana karomi pranamam
sarva-jimabhimukhena manena
bhadra-cari-pranidhana-balena

Dengan kekuatan spiritual yang menakjubkan dari ikrar Samanthabadra,
Aku muncul bersamaan di hadapan setiap Tathagatha dan
Dalam tubuh trassformasi yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia.
Memberi hormat kepada Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia.

eka-rajagri rajopama-buddham
buddha-sutana nisannanku madhye
evam asesata dharmata-dhatum
sarv adhimuchyani purna jinebhih

Di dalam setiap titik debu terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu,
masing-masing berdiam diantara sekelompok Bodhisattva ,
demikian juga halnya seluruh titik debu di dalam Alam Dharma yang tak berakhir
aku percaya sepenuhnya bahwa itu di penuhi dengan Buddha.

tesu ca aksaya-varna-samudram
sarva-svaranga-samudra-rutebhih
sarva-jinana-gunam bhanamanas
tam sugatam stavami ahu sarvam

Dengan lautan dari setiap dan masing-masing suara,
di mana-mana aku mengeluarkan suara dan ungkapan indah dan tak berakhir,
dari sekarang dan sampai dengan semua kalpa di masa yang akan datang,
memuji lautan pahala dan kebajikan Buddha yang besar dan mulia.

puspa-varebhi ca malya-varebhih
vadya-vilepana-cchattra-varebhih
dipa-varebhih ca dhupa-varebhih
pujana tesu jinanna karomi

Karangan bunga nan indah dan terutama,
musik, parfum,panji dan canopy, serta dekorasi lainnya yang mahal dan langka,
aku mempersembahkannya kepada setiap Tathagatha.

vastra-varebhih ca gandha-varebhis
surna-putebhi-ca Meru- samebhih
sarva-visita-viyuha-varebhih
pujana tesu jinanakaromi

Pakaian indah, dupa istimewa,
dupa bubuk dan dupa bakar, lampu dan lilin,
masing-masing ditumpuk setinggi gunung,
aku mempersembahkan seluruhnya kepada semua Tathagatha

ya ca anuttarapuja udara
tan adhimucyami sarva-jinanam
bhadra-cari-adhimukti-balen
vandami pujayami jina sarvam

Dengan pikiran yang luas, besar dan tak terikat,
aku percaya pada semua Buddha di dalam ke-3 masa,
transformasi dengan kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra,
Aku memberikan persembahan kepada semua Tathagatha di mana-mana,

yac ca krtam mayi papu bhaveyya
ragatu dvesatu moha-vasena
kayatu vasa manena tathaiva
tam pratidesayami ahu sarcam

Terhadap segala kekuatan jahat yang kulakukan di masa lalu,
melalui tubuh, mulut dan pikiranku,
yang timbul dari keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan yang tak berawal,
aku sekarang merasa malu dan menyesalinya semua.
yac ca dasad-disi punya jagasya
saiksa-asaikan-pratyekajinanam
buddhaasutan atha sarva-jinanam
tam anumodayani ahu sarvam

Aku bergembira di dalam pahala dan kebajikan
dari semua makhluk di 10 penjuru
mereka yang ‘masih belajar’ dan ‘tidak perlu belajar’
dari tahapan Sravaka, dan
semua Tathagatha dan Bodhisattva.

ye ca dasat-disi loke-pradipa
bodhi vibudhya asangata praptah
tan ahu sarvi adhyesami natham
cakru anuttaru vartanatai

Di hadapan lampu dunia (Loka Pradipa)
di 10 penjuru mereka yang pertama mencapai kebodhian,
aku sekarang meminta dan memohon mereka semua,
memutar Roda Dharma yang sempurna dan tertinggi.

ye pi ca nirviti darsitu-kamas
tan abhiyacami pranjali-bhutah
ksetra-rajopaca-kalpa sthihantu
sarva-jagasya hitaya sukhaya

Jika ada Buddha yang ingin memasuki Nirvana,
aku meminta dengan sungguh-sungguh agar mereka berdiam di dunia,
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia
guna memberikan mangfaat dan kebahagiaan kepada setiap makhluk

vandana-pujana-desanataya
mosan-adhyesana-yacanataya
yac ca subham mayi samcitu kimeid
bodhayi namayami ahu sarcam

Aku memuja mereka dengan pahala,memuji mereka dan memberikan
persembahan,
aku meminta agar para Buddha berdiam di dunia untuk memutar Roda Dharma,
segala akar kebajikan akar yang kuperoleh dari mengikuti dan bergembira di
dalam pahala dan kebajikan, serta dari menyesal dan bertobat,
kulimpahkan kepada semua makhluk hidup dan jalan Buddha.

pujita bhontu atitaka buddha
ye ca dhriyanti dasad-disi loke
ye ca anagata te laghu bhontu
purna-manoratha bodhi-vibuddhah
Aku mengikuti dan bergembira dalam pahala dan kebajikan
menyesal dan bertobat atas perbuatan burukku,
kemusdiaan melimpahkan akar kebajikan ini maupun pahalannya
agar makhluk hidup bisa segera mencapai ke-Buddhaan

yavata keci dasad-disi ksetras
te parisuddha bhavantu udarah
bodhi-drumendra-gatebhi jinebhir
buddha-sutebhi ca bhontu prapurnah
Aku menuntut ajaran Buddha dan

mempraktekkan prilaku Samanthabadra yang sempurna
aku memberikan persembahan kepada semua Tathagata dari masa lalu dan
kepada semua Buddha masa kini di 10 penjuru.

ya vata keci dasat-disi sattvas
te sukhitah sada bhontu arogah
sarva-jagasya ca dharmiku artho
bhontu pradaksinu ridhyatu asa

Semua guru para dewa dan manusia di masa yang akan datang,
yang cita-citanya untuk menemukan kebahagiaan telah terpenuhi,
aku akan mengikuti bimbingan-Nya sampai dengan ke-3 masa waktu,
dan secepatnya mencapai Maha Bodhi

bodhi-carim ca aham caramano
bhavi jati-smaru sarva-gatisu
sarvasu jatisu syuty-upapatti
pravrajito ahu nityu bhaveyya

Di semua dunia di 10 penjuru yang luas, besar, dan dihiasi dengan indahnya,
semua Tathagatha duduk di bawah raja pohon Bodhi,
dan persamuan yang mengelilingi mereka,
aku berikrar agar semua makhluk di segala penjuru memperoleh ketentraman,
kebahagiaan, dan tanpa kuatir, semoga mereka memperoleh bantuan besar dari
Dharma yang tepat dan semoga segala penderitaan mereka terhapus tanpa kecuali.
sarva-jinan anusiksayamano
bhadra-carim paripurayamanah
sila-carim vimalam parisuddham
nityam akhandam acchidra careyam

Bilamana aku melatih diri untuk mencapai kebodhihan, aku akan memperoleh
pengetahuan tentang kehidupan masa lalu dari semua makhluk hidup,
aku akan selalu meninggalkan kehidupan berkeluarga dan melatih sila murni,
tanpa ‘kebocoran’, pelanggaran, dan tidak bernoda.

deva-rutebhi ca naga-rutebhir
yaksa-kumbhanda-manusya-rutebhih
yani ca sarva-jagasya rutani
tesu rutesy ahu desayi dharmam

Apakah itu dewa, yaksha atau kumbhanda,
sampai dengan manusia, bukan manusia, dan lainnya,
dalam berbagai bahasa dari semua makhluk hidup hidup seperti ini,
dengan setiap suara aku membabarkan Dharma,
pesalu paramitasv abhiyukto
bodhiyi sittu ma jatu vimuhye
ye pi ca papaka avaraniyas
tesu pariksayu bhotu asesam

Aku akan melatih Paramita murni dengan tekun,
dan tidak pernah meninggalkan pikiran bodhi,
aku akan meninggalkan semua rintangan dan pencemaran,
dan memenuhi semua praktek yang sempurna.

karmatu klesatu mara-pathato
loka-gatisu vimuktu carayam
padma yatha selilena aliptah
surya sasi gagane va asaktah

Terhadap segala kepalsuan, karma dan pengaruh iblis, diantara jalan duniawi,
aku akan terbebas seperti bunga teratai yang tidak menyentuh air,
seperti matahari dan rembulan yang tidak pernah berhenti di angkasa.

sarvi apaya-dukham prasamanto
sarva-jagam sakhi sthapayamanah
sarva-jagasya hitaya careyam
yavata ksetra-patha disa tasu

Mengakhiri penderitaan dari perbuatan jahat,
dan memberikan kebahagiaan yang setara kepada setiap orang ,
semoga aku selalu memberi manfaat kepada semua di 10 penjuru
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia .

sattva-carim anuvartayamano
bodhi-carim paripurayamanah
bhadra-carim ca prabhavayamanah
sarvi anagata-kalpa careyam

Senantiasamenyesuaikan diri dengan makhluk hidup,
berlatih prilaku Samantabhadra yang luas,
sampai dengan seluruh kalpa yang akan datang,
aku akan menyempurnakan Maha Bodhi yang tak terlampaui

ye ca sabhagata mama caryaye
tebhi samagamu nityu bhaveyya
kayatu vacatu cetanato va
eka-cari-pranidhana careyam

Semoga semua yang berlatih bersamaku,
berkumpul bersamaku di suatu tempat,
dengan karma tubuh, mulut, dan pikiran yang sama,
kami berlatih dan belajar semua praktek dan ikrar.

ye pi ca mitra mama hita-kama
bhadra-cariya nidarsayitarah
tebhi samagamu nityr bhaveyya,
tams ca aham na viragayi jatu

Bersama semua teman baik dan bijaksana (Mitra Kalyana)
yang membantuku,
dengan menerangkan perbuatan Samantabhadra,
aku berikrar untuk selalu berkumpul bersama,
semoga aku tidak pernah mengecewakan mereka.

samukha nityam aham jina pasye
buddha-sutebhi ca parivrtu natham
tesu ca puja kareya udaram
sarvi anagata-kalpam-akhinnah

Aku berikrar agar selalu bertemu langsung dengan para Tathagatha dan
kumpulan siswa yang mengelilingi mereka,
aku akan mengumpulkan persembahan yang luas dan besar,
tanpa mengenal lelah sampai dengan akhir kalpa yang akan datang.

dharayamanu jinana sad-dharmam
bodhi-carim paridipayamanah
bhadra-carim ca visedhayamanah
sarvi anagata-kalpa careyam

Aku akan mempertahankan Budha Dharma yang sempurna dan halus,
serta menerangi praktek kebodhian,
aku akan dimurnikan dalam praktek Samantabhadra pada akhirnya,
dengan mempraktekkannya sampai dengan akhir masa.

sarva-bhavesa ca samsaramanah
punyatu jnanatu aksaya praptah
prajna-upaya-samadhi-vimoksaih
sarva-gungsir bhavi aksava-kosah

Aku berlatih mengumpulkan pahala dan kebijaksanaan, yang tak terhabiskan di
dalam semua kehidupan, dengan konsentrasi, kebijaksanaan, cara bijaksana dan
pembebasan,
aku akan memperoleh simpanan pahala dan kebajikan yang tak habis-habisnya.

ekarajagri rajopama-ksetram
trata ca ksetri acintiya buddham
buddha-sutana nisannaku madhye
pasyiya bodhi-carim caramanah

Di dalam setiap titik debu terdapat dunia yang banyaknya bagaikan titik debu
di dalam setiap dunia terdapat Buddha yang tak terhitung jumlahnya,
di setiap tempat di mana Buddha berdiam aku melihat persamuan,
membabarkan semua praktek bodhi dengan tak habis-habisnya.

evam asesata sarva-disasu
vala-pathesu triyadhva-pramanam
buddha-samudr atha ksetra-samuddram
otari carika-kalpa-samudram

Di mana-mana di 10 penjuru, di seluruh lautan dunia,
di ujung setiap lembar rambut di dalam lautan semua masa,
juga terdapat suatu lautan Buddha, suatu lautan tanah Buddha,
menjelajahi semua aku berlatih selama suatu lautan masa yang tak berakhir.

eka-svaranga-samudra-rutebhih
sarva jinana svaranga-visuddhim
sarva-jagasya yathasaya-ghosam
buddha-sarasvsatim otari nityam


Perkataan semua Tathagatha adalah murni,
setiap kata mencakup suatu lautan dari semua suara,
sesuai dengan apa yang ingin didengar makhluk hidup,
lautan kefasihan Buddha mengalir keluar.

tesu ca aksaya-ghosa-rutesu
sarva-triyadhava-gatana jinanam
cakra-nayam paravartayamano
buddhi-balena aham praviseyam

Semua Tathagatha dari ke-3 masa waktu
selamanya memutar Roda Dharma sempurna tentang realita dan fenomena,
dalam lautan kata dan bahasa yang tak habis-habisnya ,
aku memahaminya dengan kekuatan kebijaksanaan yang mendalam
di mana-mana.

eka-ksanena anagata sarvam
kalpa-pravesa anam praviseyam
ye pi ca kalpa triyadhva-pramanas
tam ksana-koti-pravista careyam

Aku dapat menembus masa yang akan datang,
dan menembus semua kalpa dalam sekejap pikiran,
di dalam sekejap pikiran aku sepenuhnya memasuki seluruh kalpa dari ke-3 masa
waktu.

ye ca triyadhva-gata nara- simhas
tan ahu pasyiya eka-ksanena
tesu ca pocarim atari nityam
maya-gatena vimoksa-balena

Dalam sekejap pikiran aku melihat semua Nara-simha dari masa lalu, sekarang
dan yang akan datang,
aku selalu menjajaki keadaan Buddha,
pembebasan gaib mereka dan kekuatan mereka yang menakjubkan

ye ca triyadhvasu ksetra-viyuhas
tan abhinirhari eka-rajagre
evam asesata sarva-disasu
otari ksetra-viyuha jinanam

Di ujung dari selembar rambut halus,
muncul tanah permata dari waktu yang kekal,
dunia di ujung rambut yang banyaknya bagaikan titik debu
di dunia di 10 penjuru
aku memasukinya semua, menghiasi dan memurnikannya.

ye ca anagata loka-pradipas
tesu vibudhyana cakra-pravrttim
nirvrti-carsana nistha-prasantim
sarvi aham upasmkrami natham

Di masa mendatang banyak Loka-pradita akan datang
Menerangi dunia, menyempurnakan jalan, memutar Roda Dharma,
dan menyadarkan makhluk hidup,
sewaktu mereka menyempurnakan tugas Buddha dan
memanifestasikan Nirvana, aku mengunjungi dan
mendekati mereka semua serta memperoleh

rddhi-balena samanta-javena
yana-balena samanta-mukhena
carya-balena samanta-gunena
maitra-balena wsamanta-gatena

Kekuatan spiritual untuk pergi dengan cepat ke mana-mana,
kekuatan untuk memasuki Mahayana melalui pintu yang seragam
kekuatan kebijaksanaan dan perilaku untuk melatih pahala dan kebajikan
secara universal,
kekuatan spiritual untuk melindungi semuanya dengan Maha Maitri
(cinta kasih besar)

punya-balena samanta-subhena
jnana-balena asanga-gatena
prajna-upaya-samandhi-balena
bodhi-balam samudanayamanah

Kekuatan untuk memurnikan dan menghiasi pahala utama di mana-mana,
kekuatan kebijaksanaan yang tidak melekat dan bebas,
kekuatan spiritual yang menakjubkan serta kekuatan konsentrasi,
kebijaksanaan dan cara bijaksana,
kekuatan mengumpulkan Bodhi secara universal
karma-balena parisodhayamanah
klesa-balam parimardaya manha
mara-balam abalam karamanah
purayi bhadra cari-bala sarvsam

Kekuatan karma baik yang memurnikan segala hal,
kekuatan untuk menghapuskan semua penderitaan,
kekuatan untuk menaklukkan semua iblis,
kekuatan untuk menyempurnakan prilaku Samantabhadra

ksetra-samudra visodhayamanah
sattva-samudra vimocayamanah
dharma-samudra vipasyayamano
jnana-samudra vigahayamanah

Aku menghiasi dan memurnikan lautan dunia di mana-mana, dan aku
membebaskan lautan segala makhluk hidup, dengan ketrampilan aku
memahami lautan segala Dharma, dan memasuki lautan kebijaksanaan
yang dalam.

carya-samudra visoshayamanah
pranidhi-samudra prapurayamanah
Buddha-samudra prapujayamanah
kalpa-samudra careyam akhinnah

Aku bisa memurnikan lautan segala latihan,
menyempurnakan dan menyelesaikan suatu lautan ikrar,
aku mendekati suatu lautan Buddha dan memberikan
persembahan dan berlatih tanpa merasa lelah selama satu lautan waktu.

ye ca triyadhva-gatana jinanam
bodhi-cari pranidhana-visesah
tan ahu purayi sarvi asesam
bhadra-cariya vibudhyiya bodhim

Kepada semua Tathagatha dari ke-3 masa waktu,
dengan Bodhi, prilaku, dan ikrar yang paling utama,
aku sepenuhnya mempersembahkan latihanku yang sempurna,
dengan praktek Samantabhadra, aku menyadari Bodhi,

Jvesthaku yah sutu sarva-jinanam
yasya ca nama Samantatabhadra
tasya vidusya sabhaga-cariya
namayami kusalam imu sarvam

Setiap Tathagatha mempunyai siswa utama,
yang dinamakan Samantabhadra, yang dijunjungi,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
dan berikrar untuk melakukan perbuatan bijaksana yang sejenis

kayatu vaca manasya visuddhis
carya-visuddhy atha ksetra-
yadrsa namana bhadra-visudya
tadrsa bhotu samam mama tena

Aku berikrar agar tubuh, mulut dan pikiranku akan selamanya murni
dan agar segala kegiatan dan tanah Buddha juga akan demikian,
aku berikrar agar dalam segala hal bisa menyamai kebijaksanaan
Samantabhadra.

bhadra-cariya Samanta-subhaye
Manjusiri-prankdhana careyam
sarvi anagat-kalpa-m-akhinnah
purayi tam kriya sarvi asesam

Aku akan memurnikan prilaku Samantabhadra secara keseluruhan,
dan juga Maha ikrar Manjusri,
segala perbuatan mereka akan kujalankan, tanpa ada yang tertinggal,
sampai dengan akhir masa yang akan datang aku tidak pernah merasa letih.


no ca pramanu bhaveyya cariye
no ca pramanu bhaveyya gunanam
apramanu cariyaya sthihitva
janayi sarvi vikurvitu tesam

Latihanku adalah tak terhitung dan tak terbatas,
pahala dan kebajikan yang kuperoleh tak terhingga,
di tengah praktek yang tak terbatas aku akan berdiam dalam ketentraman,
dan menyempurnakan berbagai kekuatan spiritual.

javata nistha nabhasya bhaveyya
sattva asesata nistha tathaiva
karmatu klesatu javata nistha
tavata-nistha mama pranidhanam

Manjusri memiliki kebijaksanaan, keberaniaan dan ketabahan,
prilaku dan kebijaksanaan Samantabhadra juga demikian,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
guna mengikuti mereka dalam praktek dan belajar.

ye ca dasad-disi ksetra ananta
ratna-alamkrtu kurya jinanam
divya ca manusa saukhya visistam
ksetra-rajopama-kalpa dadeyam

Di dalam ke-3 masa waktu,
semua Buddha memuji ikrar yang demikian agung dan besar,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
dengan harapan menyempurnakan praktek tertinggi dari Samantabhadra.

yas ca imam parinamana-rajam
srutva sakrj janayed adhimuktim
bodhi-varam anuprathayamano
agru visista bhaved imu punyam

Aku berikrar bila hidupku akan berakhir
segala rintangan akan terhapus,
aku akan melihat Buddha Amitabha,
dan terlahir di tanah Sukhavati-Nya.

varjita tena bhavanti apaya
varjita tena bhavanti kumitrah
ksipru sa pasyati tam amitabham
yasy imu bhadra-cari-pranidhanam

Sewaktu terlahir di tanah suci barat,
aku akan menyempurnakan dan sepenuhnya memenuhi ikrar agung ini tanpa
kecuali,
guna menyenangkan dan memberi manfaat kepada segala makhluk.

labha su-labha su jivitu tesam
su agate te ilmu manusa janma
yadrsa so hi Samantabhadaram
te pi tatha na-cirena bhavanti

Persamaan Buddha Amintabha adalah sangat murni,
sewaktu aku terlahir dari sekuntum teratai yang tak tertandingi,
aku akan melihat cahaya Sang Tathagatha yang tak terhingga sewaktu beliau
muncul dihadapanku,
untuk memberikan ramalan pencapaian Bodhi.

papaka panca anantariyani
yena ajnana-vasena krtani
so imi bhadra-carim bhanamanah
ksipru pariksayu bhoti asesam

Menerima ramalan dari Tathagatha,
aku akan menciptakan tubuh yang tak terhitung,
dan dengan kekuatan kebijaksanaan yang besar dan luas
mengembara ke-10 penjuru untuk memberi manfaat ke alam makhluk hidup.

jinanatu rupatu laksanatas ca
varmatu gotratu bhoti-r upetah
tirthika-mara-ganebhir adhrsyah
pujitu bhoti sa sarva-trilike

Alam dari dunia-dunia dan ruang angkasa bisa berakhir,
serta karma dan penderitaan makhluk hidup bisa di hilangkan,
tetapi tidak bisa habis-habisnya
demikian juga semua ikrarku adalah tidak habis-habisnya

ksipru sa gacchati bodhi-drumendram
gatva nisidati sattva-hitaya
budhyati bodhi, pravartayi cakram
dharsayi maru sa-sainyaku sarvam

Dengan berbagai permata di dunia yang tak terbilang di 10 penjuru
aku membuat dekorasi dan persembahan kepada Tathagatha
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia,
aku memberikan ketentramandan kebahagiaan yang utama kepada para dewa
dan manusia.

yo imu bhadra-cari-pranidhanam
dharayi vasayi desayito va
Buddha vijanati yo tra vipako
bodhi visista ma kanksa janetha

Sekalipun begitu, jika seseorang mempercayai raja ikrar yang utama ini,
bilamana terdengar biar hanya sekalipun,
dan jika di dalam pencarian Bodhi seseorang sungguh-sungguh mendambakan
ikrar ini,
pahala dan kebajikan yang akan diperoleh akan jauh melampaui.

manjusiri yatha hanati surah
so ca samantabhadra tathaiva
tesu aham anusiksayamano
namaymi kusalam imu sarvam

Dengan menjauhi teman buruk selamanya,
seseorang selamanya menjauhi jalan buruk menuju kesengsaraan,
segera akan melihat cahaya tak terhingga dari Tathagatha,
dan menyempurnakan ikrar utama Samantabhadra.

sarva-triyadhva-gatebhi jinebhir
ya parimanna varnita agra
taya aham kusalam imu sarvam
namayami vara-badra-cariye

Dengan mudah mem-peroleh pahala usia panjang
kelahiran di alam manusia terjamin,
tidak lama kemudian dia akan menyempurnakan dan menyelesaikan praktek
Samantabhadra.

kala-kriyam ca aham karamano
avaranam vinivartiya sarvam
sammukha pasyiya tam amitabham
tam ca sukhavati-ksetra vrajeyam

Di masa lalu, disebabkan kurangnya kebijaksanaan
ke-5 dosa berat tak terampun telah kulakukan
dalam sekejap pikiran dosa itu bisa terhapuskan,
dengan mengucapkan raja ikrar agung Samantabhadra

tatra gatasya imi pranidhana
amukhi sarvi bhaveyu samagrah
tams ca aham paripurna asesam
sattva-hitam kari yavata loke

Marga, suku, warna kulit, ciri-ciri dan karakteristiknya,
berikut kebijaksanaannya adalah sempurna dan utuh seluruhnya,
iblis dan kaum sesat tidak bisa mengganggunya,
dan dia pantas menerima persembahan dari ke-3 alam.

tahi jina-mandali sobhani ramye
padma-vare rucire upanannah
vyakaranam ahu tatra labheya
sammukhato amitabha-jinasya

Dia akan segera menuju ke raja pohon Bodhi,
dan duduk di situ untuk menaklukkan pasukan iblis,
mendapat penerangan sempurna dan setara,
dia akan memutar Roda Dharma, guna memberi manfaat kepada kumpulan
makhluk hidup.

Vyakaranam pratilabhya ca tasmim
nirmitaokoti-satebhir anekaih
sattva-hitani bahuny ahu kuryam
diksu dasasv api buddhi-balena

Jika seseorang bisa membaca, mengucapkan, menerima, dan
mempertahankan selalu ikrar Samantabhadra serta menyebarkannya,
pahalanya hanya bisa diketahui oleh Buddha,
dan dia akan memperoleh jalan Bodhi yang tertinggi.

Bhadra-cari-pranidhana pathitva
yat kusalam mayi samcitu kimcit
eka-ksanena samrdhyatu sarvam
tena jagasya subham pranidhanam

Jika seseorang mengucapkan ikrar Samantabhadra,
maka hanya dari sebagian kecil akar kebajikan yang dimilikinya,
segalanya akan disempurnakan dalam sekejap pikiran,
dan ikrar murni dari makhluk hidup akan terpenuhi seluruhnya.

Bhadra-carim parinamya yad aptam
punyam anantam ativa visistam
tena jagad vyasanaugha-nimagnam
yav amitabha-purim varam eva

Pahala tertinggi dan tak terbatas dari perilaku Samantabhadra,
aku sekarang melimpahkannya secara universal,
semoga segenap makhluk hidup, terbenam dan terapung
segera kembali ke tanah cahaya tak terhingga (Sukhavati)

Pada saat itu, sesudah Bodhisattva Mahasattva Samantabhadra selesai mengucapkan Gatha murni tentang raja ikrar agung Samantabhadra ini dihadapan Tathagatha, pemuda Sudhana diliputi kegembiraan yang meluap. Semua Bodhisattva juga sangat bergembira, dan Hyang Tathagatha memuji-Nya dengan bersabda : “Bagus!Bagus!”.

Pada saat itu, Tathagatha membabarkan Pintu Dharma yang tertinggi tentang keadaan pembebasan yang tak terbayangkan kepada semua orang suci dan Bodhisattva Mahasattva, dengan Bodhisattva Manjusri sebagai pemimpin mereka.

Juga hadir di situ para Bodhisattva agung dan ke-6000 Bhiksu yang telah sempurna, dengan Bodhisattva Maitreya sebagai pemimpin mereka. Semua Bodhisattva dari kalpa Bhadra (Worthy kalpa), dipimpin oleh Bodhisattva Samantabhadra yang tak ternoda, juga hadir.

Semua Bodhisattva agung yang setelah sekali kelahiran lagi akan menjadi Buddha berikutnya dan yang berada di posisi pendiksaan mahkota berkumpul bersama dengan semua persamuan Bodhisattva Mahasattva, banyaknya bagaikan titik debu di dalam lautan dunia, yang datang dari dunia lainnya di 10 penjuru. Mereka dipimpim oleh Arya Shariputra Mahamaudgalyana dan lainnya.

Semua Sravaka Agung, bersama semua manusia dewa, penguasa dunia, maupun para naga, yaksha, gandharva asura, garuda, kinnara, mahoraga, manusia dan non manusia dan sebagainya, serta seluruh persamuan besar, begitu mendengarkan apa yang diucapkan Hyang Buddha, semua sangat bergembira, menerimanya dengan keyakinan dan mempraktekkannya.

南無阿彌陀佛

Tidak ada komentar:

Posting Komentar